Eleutherine americana merr atau lebih dikenal bawang sabrang adalah tanaman herbal setinggi 30–40cm yang berasal dari Kalimantan. Nama sabrang sendiri muncul dari pendapat orang di luar Kalimantan. Mereka harus menyebrang (sabrang) hingga ke Kalimantan untuk mendapatkan bawang obat ini. Ada pula yang menyebutnya bawang arab dan bawang berlian.
Tempat Tumbuh dan Ciri-Ciri Bawang Sabrang
Bawang ini banyak terdapat pada lahan yang kaya akan belerang pada ketinggian 600–2000 meter dari permukaan laut. Bentuk dan warnanya mirip seperti bawang merah lanang, berwarna merah dengan tubuh agak memanjang. Daunnya menyerupai pita sepanjang 15–20cm dengan lebar 3– 5cm.
Tulang daun yang sejajar mirip seperti tumbuhan palem. Bunganya putih dan tumbuh di ujung batang dengan daun mahkota sebanyak 4 buah serta kelopak sebayak 2 buah berwarna hijau kekuningan.
Manfaat Bawang Sabrang
Tanaman ini banyak dimanfaatkan bukan sebagai bumbu masakan, melainkan sebagai obat. Kandungan senyawa yang dimilikinya, seperti polifenol, flavonoid, tannin, glikosida, alkaloid, saponin, tri terpenoid, steroid, dan fenolik, sering dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat.
Industri dan perdagangan obat di seluruh Indonesia tidak henti-hentinya memproduksi dan memasarkan obat dan suplemen yang berasal dari bawang sabrang.
Penyakit yang Dapat Diobati
Penyakit-penyakit yang dapat dibantu penyembuhannya menggunakan bawang hasil pertanian di daerah Kalimantan ini adalah sebagai berikut.
- Sakit kuning
- Asma
- Migrain
- Vertigo
- Ambeien
- Amandel
- Maag
- Radang usus
- Asam urat
- Ginjal
- Prostat
- Bronkhitis
- Stroke
- Jantung
- Hepatitis
- Insomnia
- Rematik
Selain itu, tanaman umbi ini memiliki khasiat meyembuhkan gangguan kesehatan, seperti sembelit, peluruh air seni, pencahar dan perangsang muntah. Untuk obat sembelit, ambil sebanyak 50 gram bawang sabrang segar, dicuci bersih kemudian diparut. Hasil parutannya diperas dan disaring. Air saringan tersebut ditambah dengan setengah gelas air panas. Lalu, diminum sehari 2 kali, pagi dan sore hari, masing-masing seperempat gelas.
Bisa juga dimakan langsung dengan mengukus atau membakarnya sebentar untuk menghilangkan bau yang kurang sedap. Makan 3 kali sehari, sekali makan 2–3 siung. Jangan lupa kupas kulitnya terlebih dahulu.
sumber: anneahira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar